Gambar Sampul Bahasa Indonesia · c_BAB III PERISTIWA
Bahasa Indonesia · c_BAB III PERISTIWA
Demas, dkk

22/08/2021 08:52:05

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab III

~ Peristiwa

51

III

Pada bab ketiga ini Anda akan mencapai beberapa tujuan pembelajaran. Tujuan yang dimaksudkan

yaitu:

1.

Anda akan berlatih mencatat pokok-pokok pembicaraan dalam wawancara dan merangkum

isi pembicaraan;

2.

Anda akan berlatih mencatat pokok-pokok hasil wawancara tentang tanggapan narasumber

terhadap topik tertentu dan menyampaikannya kepada orang lain;

3.

Anda akan berlatih membacakan naskah berita dengan memerhatikan penggunaan lafal,

kejelasan ucapan, tatapan mata, dan sikap membaca yang benar;

4.

Anda akan berlatih mendaftar ciri-ciri surat niaga dan surat kuasa, menulis surat perjanjian

jual beli sesuai keperluan, menjelaskan isi surat, dan memperbaiki surat tulisan teman.

PERISTIWA

MENDENGAR

BERBICARA

MEMBACA

MENULIS

Merangkum isi

pembicaraan

dalam wawan-

cara

Menulis

surat

dagang dan

surat kuasa

Membacakan

berita dengan into-

nasi, lafal, dan

sikap membaca

yang baik

Menjelaskan hasil

wawancara tentang

tanggapan narasum-

ber terhadap topik

tertentu

PERISTIWA

Tujuan Pembelajaran

Peta Konsep

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

52

PENDAHULUAN

Pada bab ini, Anda akan mendengarkan wawancara, kemudian merangkum

isi pembicaraan dalam wawancara tersebut. Anda juga akan berlatih untuk

menyampaikan hasil wawancara tentang tanggapan narasumber terhadap topik

tertentu. Selanjutnya, Anda akan berlatih membacakan naskah berita. Selain itu,

Anda juga akan berlatih membuat surat niaga dan surat kuasa.

A.

MERANGKUM ISI WAWANCARA

Wawancara yaitu pembicaraan dengan seorang narasumber untuk

mendapatkan informasi secara lengkap dan akurat. Oleh sebab itu, narasumber

sebaiknya dipilih dari seseorang yang ahli dalam bidangnya. Ahli dalam hal ini tidak

harus perkara-perkara besar, tetapi hal-hal kecil pun dapat dipakai sebagai materi

wawancara. Berikut ini merupakan contoh kecil seorang wartawan mewawancarai

seorang pengamen. Perhatikan dengan cermat pemakaian kata-kata yang dipilih

seorang wartawan!

Wartawan :

Selamat pagi!

Andi

:

Selamat pagi! Ada yang bisa saya bantu?

Wartawan :

Begini, kalau kamu tidak keberatan saya akan mewawancarai kamu

tentang sesuatu, boleh kan?

Andi

:

Boleh saja, tentang apa ya?

Wartawan :

Tentang kehidupan kamu. Nama kamu siapa? Sejak kapan kamu

menjadi pengamen?

Andi

:

Andi. Sudah sejak 3 tahun yang lalu.

Wartawan :

Mengapa kamu memilih jadi pengamen?

Andi

:

Untuk mempertahankan hidup dan membantu keluarga.

Wartawan :

Apa kamu pernah sekolah?

Andi

:

Pernah.

Wartawan :

Sampai tingkat pendidikan apa?

Andi

:

Saya pernah sekolah di sekolah dasar tetapi tidak sampai tamat.

Wartawan :

Mengapa?

Andi

:

Karena orang tua saya tidak sanggup membi-ayaiku.

Wartawan :

Di mana saja kamu ngamen setiap harinya?

Andi

:

Di jalan dan di rumah-rumah.

Wartawan :

Berapa hasil yang kamu peroleh tiap harinya?

Andi

:

Tidak tentu, kadang-kadang paling banyak Rp30.000,00.

Wartawan :

Hasil itu digunakan untuk apa?

Andi

:

Untuk makan.

Bab III

~ Peristiwa

53

Tugas Mandiri

Latihan

Wartawan :

Bagaimana sikap pengguna jalan atau pemilik rumah saat kamu

ngamen?

Andi

:

Kadang ada yang baik, tapi ada juga yang tidak mau kasih uang.

Wartawan :

Terakhir, apa yang kamu cita-citakan selama ini?

Andi

:

Saya ingin sekolah lagi atau bekerja dengan baik.

Wartawan :

Terima kasih, Andi.

Seorang narasumber kadang-kadang menjawab pertanyaan yang diajukan

dengan kalimat yang panjang. Jawaban seringkali melebar atau menyimpang dari

permasalahan yang ditanyakan. Jika Anda menemukan hal semacam itu, Anda cukup

mencatat pokok masalah atau inti jawabannya saja.

Merangkum Isi Pembicaraan

Sebenarnya pokok-pokok isi pembicaraan yang telah Anda buat dapat Anda

rangkum dalam beberapa kalimat. Kalimat-kalimat tersebut merupakan gabungan

dari seluruh pokok isi wawancara, baik pertanyaan dari pewawancara maupun

jawaban narasumber. Berita-berita yang Anda baca di surat kabar, terutama yang

bersumber dari narasumber tersebut pada dasarnya merupakan contoh rangkuman

isi pembicaraan.

1.

Perhatikanlah wawancara di atas!

2.

Setelah Anda perhatikan, catatlah pokok-pokok pembicaraannya, siapa yang

berbicara, dan apa yang dibicarakan! Kemudian rangkumlah!

Kerjakan pertanyaan di bawah ini sesuai dengan perintahnya!

1.

Dengarkan dan perhatikan sebuah wawancara dari radio, televisi, atau

wawancara yang langsung Anda lihat!

2.

Setelah Anda dengar, catatlah pokok-pokok pembicaraannya, siapa yang

berbicara dan apa isi pembicaraannya! Kemudian rangkumlah!

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

54

B.

MENJELASKAN HASIL WAWANCARA DENGAN

NARASUMBER

1. Menyampaikan Isi Rangkuman kepada Orang Lain

Hasil wawancara tentu saja tidak hanya dinikmati sendiri, namun layaknya

disampaikan kepada orang lain. Beberapa hal harus kita perhatikan pada saat

menyampaikan isi rangkuman wawancara kepada orang lain adalah seperti

berikut ini:

a.

menggunakan bahasa yang santun,

b.

memakai bahasa yang efektif,

c.

menyampaikan secara jelas semua informasi sehingga mudah dipahami,

d.

menggunakan intonasi yang tepat.

2. Menentukan, Membuat, dan Menyebutkan Alasan Pemilihan

Daftar Pertanyaan dalam Wawancara

Hal-hal yang dapat kita pelajari dalam berwawancara adalah keterampilan

berbicara, menyimak, menulis, dan membaca. Keterampilan berbicara digunakan

ketika kita sedang mewawancarai seseorang. Keterampilan menyimak digunakan

ketika kita sedang mendengarkan dengan saksama penjelasan-penjelasan dari

orang yang kita wawancarai. Keterampilan menulis digunakan ketika kita sedang

membuat daftar pertanyaan dan mencatat pokok-pokok pembicaran orang yang

kita wawancarai, juga ketika kita sedang menuliskannya dalam berita.

Keterampilan membaca kita gunakan ketika kita sedang membaca pertanyaan

yang kita lontarkan kepada orang yang kita wawancarai.

Untuk mewawancarai seseorang, sebaiknya Anda menggunakan bahasa

yang bersifat singkat, padat, efektif, jelas, teratur, mudah dipahami, menggunakan

bahasa yang lazim, bersifat proaktif sehingga wawancara akan dapat berlangsung

lancar dan lebih berkualitas.

a.

Teratur, artinya pemakaian kata, frasa, dan klausa ditempatkan dalam logika

bahasa yang benar.

b.

Mudah dipahami, artinya pilihan kata-kata yang digunakan sebaiknya

merupakan kata-kata yang umum dan lazim, menghindari istilah-istilah teknis

dan asing.

c.

Sederhana artinya, bahasa disusun dengan kalimat-kalimat yang secara

struktural mempunyai bentuk kanonik atau lazim (tunggal dan SPO/SPOK)

menghindari kalimat kompleks (majemuk).

d.

Efektif artinya, pilihan kata ekonomis, tidak boros kata atau kalimat ringkas,

padat.

Daftar pertanyaan sebaiknya dibuat dengan menggunakan rumus 5W + 1H

(

what, who, where, when, why, how

) seperti berikut ini.

1)

What,

‘apa’ misalnya untuk menanyakan suatu peristiwa,

2)

Who

, ‘siapa’, misalnya untuk menanyakan siapa saja yang terlihat dalam

peristiwa itu,

Bab III

~ Peristiwa

55

3)

Where

, ‘di mana’, misalnya menanyakan di mana peristiwa itu terjadi,

4)

When

, ‘kapan’, misalnya menanyakan kapan peristiwa itu terjadi,

5)

Why

, ‘mengapa’, misalnya menanyakan mengapa peristiwa itu terjadi,

6)

How

, ‘bagaimana’, misalnya bagaimana peristiwa itu terjadi.

Pilihlah pertanyaan yang masuk akal dan sesuai dengan konteks

pembicaraan. Pemilihan daftar pernyataan sebaiknya disertai dengan alasan yang

kuat. Alasan yang paling utama adalah harus sesuai topik.

3. Menyampaikan Pertanyaan Secara Jelas, Singkat, dan Lantang

dengan Memperhatikan Santun Berbahasa

Coba perhatikan contoh pertanyaan sederhana berikut ini!

Pewawancara : “Selamat sore, Bapak Suntoko. Bila berkenan, saya ingin sekali

berbincang-bincang dengan Bapak mengenai olah-raga terjun

payung kegemaran Bapak.”

Narasumber

: “Baik, silakan. Dengan senang hati akan saya paparkan apa

yang Nanda tanyakan.”

Pewawancara : “Sudah berapa lama Bapak menekuni olahraga terjun payung,

sampai banyak sekali piala yang Bapak peroleh?”

Narasumber

: “Oh itu... baru dua puluh tahun.” (disertai dengan tawa)

Pewawancara : “Ah...Bapak ini pandai bercanda!”

Pewawancara : (setelah selesai)”Baik Pak Suntoko, rasanya sudah lama sekali

kita berbincang-bincang dan banyak sekali informasi yang dapat

saya peroleh. Mungkin pada kesempatan lain saya akan

kemari lagi untuk bertanya banyak tentang terjun payung. Terima

kasih.”

Wawancara tersebut menggunakan bahasa yang santun, singkat, padat,

dan jelas. Ketika Anda akan menyampaikan pertanyaan sebaiknya menggunakan

bahasa yang baik, santun, jelas, singkat, dan lantang (tidak ragu-ragu).

Hasil dari wawancara nantinya akan Anda buat menjadi suatu berita.

Berita adalah peristiwa yang ditulis atau dilaporkan oleh wartawan yang layak

diketahui atau yang ingin diketahui oleh masyarakat umum. Di dalam jurnalistik

Anda mengenal 5W + 1H (

who, when, what, where, why, how

). Keenam cara

ini akan tergantung pada fokus.

Untuk membuat suatu berita, maka diperlukan data-data yang benar dan

akurat. Orang-orang yang akan ditanyai disebut saksi. Sumber berita adalah

keynote speaker

atau orang kunci yang di dalamnya tersimpan sejumlah

informasi yang sangat penting yang berhubungan dengan peristiwa tentang sesuatu

yang akan Anda laporkan.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

56

Latihan

Pembuat berita disebut juga dengan

news maker

. Biasanya yang dapat

dijadikan sebagai pembuat berita yaitu orang terkenal, tokoh masyarakat, pejabat

yang berwenang. Selain sebagai sumber informasi, wawancara juga dapat dipakai

sebagai sumber opini atau pendapat. Oleh karena itu, narasumber yang akan

Anda wawancarai sebaiknya adalah orang yang memang ahli di bidangnya atau

memiliki wewenang sesuai dengan tugas dan kedudukannya. Sebelum

berwawancara, Anda perlu mempersiapkan hal-hal berikut ini:

a.

pokok-pokok yang akan ditanyakan.

b.

penguasaan permasalahan yang akan Anda tanyakan.

c.

daftar pertanyaan untuk pedoman dalam berwawancara sehingga tidak

mengalami kehabisan bahan pembicaraan.

d.

perjanjian mengenai waktu, topik, atau hal lain yang kita butuhkan sehingga

hasil wawancara sesuai dengan apa yang kita harapkan.

4. Membuat Rangkuman Hasil Wawancara dengan Kalimat yang

Efektif

Rangkuman hasil wawancara dibuat ketika Anda telah melaksanakan

wawancara. Untuk dapat membuat rangkuman yang baik, harus diperhatikan

langkah-langkah berikut ini:

a.

kumpulkan seluruh hasil wawancara yang telah kita peroleh,

b.

carilah pokok-pokok informasi yang dapat dijadikan sumber informasi yang

menarik.

c.

gabungkan pokok-pokok informasi yang telah didapat menjadi sebuah

rangkuman yang singkat, padat, dan jelas.

d.

gunakan kalimat yang efektif, komunikatif, dan mudah dipahami.

Misalnya, dalam contoh wawancara di atas, dapat dibuat rangkuman

sebagai berikut:

“Wawancara tersebut membicarakan tentang prestasi yang dimiliki

oleh Bapak Suntoko. Prestasi tersebut berupa prestasi di bidang olahraga

terjun payung, Pak Suntoko memiliki banyak piala di rumahnya. Piala

tersebut didapatkan dari lomba terjun payung yang telah ia geluti selama

dua puluh tahun. Beliau juga suka bercanda. ...”

1.

Cobalah untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat Anda gunakan

sebagai pedoman dalam berwawancara!

2.

Sebelum berwawancara, sebaiknya Anda membuat perjanjian dengan orang

yang ahli dalam bidangnya sesuai dengan pertanyaan Anda!

3.

Cobalah menyampaikan wawancara dengan bahasa yang santun, singkat,

dan jelas sambil mencatat pokok-pokok permasalahannya!

Bab III

~ Peristiwa

57

Tugas Mandiri

4.

Berdasarkan catatan yang Anda buat, Anda coba untuk merangkum hasil

wawancara dengan kalimat yang efekfif!

5.

Tahap terakhir, hasil yang telah Anda buat sebisa mungkin dapat dikoreksi

dengan saling menukarkan pekerjaan Anda.

1.

Temuilah salah seorang pengurus OSIS di sekolah Anda!

2.

Lakukanlah wawancara dengannya tentang pelaksanaan tata tertib di

sekolah Anda selama ini!

3.

Rangkumlah wawancara tersebut dengan menggunakan kalimat yang

efektif!

4.

Setelah itu, sampaikan hasil wawancara Anda di depan kelas! Kerjakan

secara berkelompok! (3-4 orang).

C.

MEMBACAKAN BERITA

Keberhasilan pembacaan berita dapat ditandai dua macam yaitu pertama

pendengar memahami isi berita dan yang kedua yaitu pendengar merasa puas/

tertarik. Oleh sebab itu, hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca berita adalah

bahasa yang digunakan dan sikap/cara pembaca dalam menyampaikan berita

tersebut.

Penggunaan Lafal, Intonasi, Kejelasan Ucapan, Tatapan Mata, dan

Sikap Membaca yang Benar

Berita adalah keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat;

kabar (KBBI,1997:123). Jadi, membacakan berita berarti menyampaikan keterangan

yang berupa kejadian atau peristiwa kepada pihak lain dengan cara berucap atau

melafalkannya.

Agar dapat membacakan berita dengan baik, perhatikan hal-hal berikut ini!

a.

Ucapkan semua unsur berita secara wajar sesuai dengan fonem, kata, frase,

atau kalimat yang ada. Pengucapan yang dibuat-buat justru mengurangi

keseriusan makna yang disampaikan. Misalnya:

# Pada / hari / ini // banyak / penjaring / ikan / yang / tidak / berani / melaut

// karena / sering / terjadi / ombak / yang / dahsyat. #

b.

Bacalah berita dengan intonasi yang tepat, baik keras lemahnya suara

maupun lambat atau cepatnya pengucapan. Perubahan intonasi sangat

berpengaruh pada makna.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

58

c.

Ucapkan berita dengan jeda yang jelas agar tidak menimbulkan ambiguitas.

d.

Apabila Anda membacakan berita di depan khalayak, berkonsentrasilah

pada naskah Anda dan sesekali arahkan tatapan mata pada khalayak.

Tatapan ini menandakan bahwa Anda memperhatikan khalayak. Begitu pula

apabila Anda membacakan di layar televisi, Anda sesekali dapat

mengarahkan tatapan pada lensa kamera. Ini artinya Anda memperhatikan

pemirsa.

Apabila Anda sudah memahami uraian di atas, berarti Anda sudah

mampu memahami tata cara pembacaan berita yang baik. Untuk

mempraktikkan teori tersebut, cobalah membaca teks berita berikut ini!

Gemar Baca, ‘Cah Deso’ Dikirim ke AS

MENJADI duta pelajar antarnegara menjadi impian banyak siswa. Sebab

banyak hal yang bisa dipetik dari program tersebut. Nasib mujur untuk mengikuti

program bergengsi itu berpihak kepada Uun ‘Ainurrofiq siswa SMA 8 Yogyakarta

kelas XII, ‘cah deso’ (anak desa) dari kecamatan Playen Gunung Kidul. Ia lulus

seleksi yang dilakukan Yayasan Bina Antar Budaya untuk mengikuti program AFS

(pertukaran pelajar dunia) meliputi 9 negara, Jepang, Jerman, Belgia, Norwegia,

Belanda, Amerika, Australia, Swis, dan Inggris.

Uun ‘Ainurrofiq tinggal di negara bagian Kansas, Amerika Serikat selama 22

bulan lebih.

Menurut orangtua Uun, Syaebani, S.Pd yang juga guru SMPN Saptosari, Uun

merupakan anak pertamanya lahir 13 April 1988. Sejak sekolah TK ABA Playen

kecerdasannya telah tampak. Begitu pula ketika di SDN Playen I selalu ranking

pertama, bahkan NEM yang dicapai tertinggi se-Kecamatan Playen. Ketika di

SMPN 1 Wonosari pernah juara II Porto Polio SLTP se-DIY. Ia kemudian bersekolah

di SMA 8 Yogyakarta. Di sekolah itu, ia mengikuti olimpiade MIPA mewakili DIY

maju ke tingkat Jawa-Bali.

Gambar 1.1

Uun “Ainurrofiq”

Bab III

~ Peristiwa

59

Latihan

Uun juga pernah juara II MTQ DIY-Jateng, juara I Nasyid SMA se-DIY,

peserta pertukaran pelajar antarkota di Surabaya selama 20 hari pada tahun 2004,

dan pernah menjadi juara II pidato berbahasa Inggris Porseni Ponpes kota

Yogyakarta.

Ketika ditemui KR, Minggu (16/10) kemarin, Syaebani menceritakan, Uun

mempunyai hobi membaca. Sejak SD Uun sudah aktif membaca KR, sehingga

pengetahuan umumnya menonjol, kegemaran lainnya sepak bola, bercita-cita ingin

menjadi orang yang sukses, berprestasi di bidangnya dan bermanfaat bagi orang

banyak.

“Ia anak yang rajin belajar dan menimba ilmu. Semangat belajar yang membaja

itu rupanya mulai ada hasilnya dengan terpilihnya Uun sebagai duta pelajar dari

Yogyakarta sebagai wakil dari Indonesia terbang ke Kansas, Amerika Serikat,”

ujarnya.

Tugas duta pelajar antara lain memperkenalkan negara yang diwakili serta

mengenal negara yang dituju atau belajar tentang negara lain, meliputi kehidupan

sosial, budaya, dan pendidikan. Pertukaran informasi dan promosi mengenai budaya,

pendidikan, dan pariwisata serta meningkatkan kualitas individu, masyarakat, bangsa,

dan negara melalui pertukaran nilai-nilai positif. Semuanya bertujuan agar tercipta

saling pengertian dan kesepahaman yang pada akhirnya ikut mengupayakan

terwujudnya perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Selama di Kansas, Amerika Serikat, Uun ikut di sebuah keluarga yang menjadi

orangtua asuhnya yang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan sekolah maupun

kegiatan masyarakat dalam waktu 11 bulan.

Ditambahkan oleh Sri Nuryati, S.Pd, ibu Uun, bahwa anak pertamanya sejak

kecil sudah diberikan tanggung jawab, selain menekuni pendidikan di sekolah, juga

menekuni agama. Selama sekolah di SMA 8 Yogyakarta, Uun memilih bertempat

tinggal di Asrama Pelajar Pondok Pesantren Nurul Ummah Kota Gede.

“Mungkin dengan ketakwaannya menjalankan ibadah, Uun mendapat kemudahan

mempelajari ilmu yang diberikan di sekolah. Yang tidak kalah penting Uun patuh

kepada orangtuanya,” ujarnya. (Tulus Ds)-n

Kedaulatan Rakyat, 17 Oktober 2005

1.

Carilah satu naskah berita!

2.

Pahamilah isi berita yang sudah Anda temukan!

3.

Di hadapan teman kelompok belajar bacalah naskah berita dengan baik

layaknya seorang pembaca berita yang terkenal.

4.

Setelah selesai membaca, mintalah komentar teman-teman mengenai

pembacaan Anda. Komentar ini dapat digunakan untuk control diri dan

memperbaiki hal-hal yang kurang.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

60

1.

Dengarkanlah pembacaan berita yang ada di televisi. Berikanlah tanggapan

terhadap pembacaan berita tersebut mengenai intonasi, lafal, dan sikap

membacanya! Kumpulkan pekerjaan Anda kepada guru!

2.

Setelah Anda mengetahui cara membacakan berita dengan cara yang baik,

cobalah membacakan teks berita berikut ini di depan kelas secar bergantian!

Omar Dani dan Bulan Oktober

Laksamana Madya Omar Dani, Menteri/Panglima Angkatan Udara

1962-1965, menjadikan Oktober sebagai bulan istimewa sekaligus kenangan.

Ini, antara lain, berkait dengan “berbagai persoalan” di tubuh Angkatan

Udara yang ia pimpin sejak 20 Januari 1962, kemudian disebut-sebutnya ia

dalam peristiwa G30S, serta “kepergian” ke negara-negara di Asia dan

Eropa atas perintah Presiden Soekarno.

“Negara pertama yang saya kunjungi adalah Kamboja. Di sana ada

duta besar dari keluarga Angkatan Udara, yaitu Pak Budiardjo. Dia sudah

saya anggap teman sekaligus kakak...,” tutur Omar Dani (84) dalam

perbincangan di rumahnya di kawasan Buncit Indah, Jakarta Selatan, pekan

lalu. Laksda Udara Budiardjo adalah Menteri Penerangan pada awal Orde

Baru.

Saat berlangsung perbincangan, Omar Dani, bapak lima anak, ditemani

Ny Sri Setiani (71), janda Komodor Udara Soesanto, yang dinikahi lima

tahun lalu. Istri pertama Omar Dani, Ny Sri Wuryanti, telah meninggal

dunia beberapa tahun sebelumnya. Sri Setiani sehari-hari memanggil Omar

Dani dengan sebutan Pak Ned.

Menurut Sri Setiani, Komodor Soesanto meninggal saat dalam status

tahanan berkait pembersihan di tubuh AURI tahun 1973. Omar Dani dan

Soesanto pernah sama-sama mengawaki pesawat Dakota, Skuadron 2

Pangkalan Udara Cililitan.

Hingga TNI Angkatan Udara berusia 62 tahun, telah berganti pucuk

pimpinan sebanyak 17 kali, tujuh di antarnya sudah wafat. Pak Ned bisa

disebut mantan KSAU (dulu dikenal dengan nama Panglima Angkatan

Udara) paling senior yang diberi umur panjang.

“Saya heran, kok, masih sempat menyaksikan jalannya Republik sampai

sekarang...,” tutur Omar Dani. Ingatannya masih tajam, tutur katanya

teratur. Hanya ada gangguan jika berjalan. Adanya penyumbatan darah ke

bawah menyebabkan kedua kakinya bengkak dan menghitam.

Tugas Mandiri

Bab III

~ Peristiwa

61

Surat Soeharto

Omar Dani berangkat ke Kamboja pada 19 Oktober 1965 menyusul

ditandatanganinya surat perintah presiden Soekarno tentang penugasan ke

negara-negara Asia dan Eropa. Selama Omar Dani di luar negeri, seperti

ditulis buku

Tuhan, Pergunakanlah Hati, Pikiran dan Tanganku-Pleidoi

Omar Dani (ISAI 2001),

Laksda Udara Sri Moeljono Herlambang ditunjuk

sebagai men/Pangau

ad interim

.

Ketika akan terbang masuklah permintaan dari Men/Pangad Letjen

Soeharto agar Omar Dani menunda penerbangan ke Kamboja selama dua

jam dari rencana pukul 09.00. Ketika menunggu, datanglah surat dari

Soeharto yang dibawa Kolonel Udara Kardono dalam amplop tertutup.

Omar Dani membuka surat Soeharto di udara. “...

Saja mendengar,

bahwa ini hari Laksamna akan meninggalkan tanah air untuk

melakukan suatu tugas negara. Karena saja tidak dapet

menghantarken Laksamana kuharap surat ini sebagai pengganti dari

saja.”

Setelah berbasa-basi, Soeharto lalu menulis,

“...saja ingin pula

menyampaiken rasa terima kasih atas hasil kerjasama dalam waktu

jang lampau, sekalipun pada akhir-akhir ini hubungan kita agak

terganggu akibat pengadudombaan para petualangan, namun kami

pertjaja, setelah kita semuanya sadar tidak kan mendjadi halangan

untuk tetap memelihara hubungan pribadi jang erat antara kita

sebagai pengabdi negra dan bangsa.”

“Terimakasih dan harap memberi maaf,”

demikian penutup surat

Soeharto tanpa tanggal seperti lazimnya.

Dengan menumpang pesawat Hercules C-130 milik AURI, pada 20

April 1966 Omar Dani sekeluarga kembali ke tanah air. Jauh sebelumnya,

pada 3 Desember 1965, Omar Dani diangkat menjadi Panglima Komando

Pelaksana Industri Pesawat terbang dengan kedudukan setingkat menteri.

Setelah itu Omar Dani ditangkap, diajukan ke depan sidang mahkamah

militer luar biasa, dan dijatuhi hukuman mati yang kemudian diubah menjadi

hukuman seumur hidup pada 1980.

Sehari menjelang peringatan kemerdekan RI ke-50 ia dibebaskan. Ada

rencana menuntut Soeharto yang sudah menahan Bapak sekian tahun?

“Ahh, enggak. Masih enak saya, kok...,” demikian jawaban Laksda Omar

Dani atas pertanyaan seorang kolega ketika Soeharto masih hidup.

Sumber: Kompas, Selasa 21 Oktober 2008

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

62

D.

MENULIS SURAT DAGANG DAN SURAT KUASA

1. Pengertian Surat Dagang dan Surat Kuasa

a.

Surat Dagang

Surat dagang atau sering disebut surat niaga yaitu surat yang digunakan

untuk keperluan berdagang. Surat itu dapat berupa surat perjanjian jual beli,

nota pembayaran, tagihan, pesanan, klaim, pengiriman, atau surat dagang

yang lain.

Apabila kita cermati, surat-surat dagang tersebut mempunyai ciri sebagai

berikut:

1) selalu berkaitan dengan niaga/bisnis,

2) ditulis secara resmi,

3) menggunakan kata-kata yang sopan dan menarik,

4) bersifat simpatik,

5) apabila merupakan surat transaksi bernominal besar, biasanya

menggunakan materai.

Pada subbab ini, Anda akan diajak untuk memahami penulisan salah

satu contoh surat dagang, yaitu surat perjanjian jual beli rumah.Untuk menulis

surat perjanjian jual beli yang baik, Anda dapat melakukan beberapa langkah

berikut ini:

1) menulis identitas penjual dan pembeli secara lengkap,

2) menulis/cantumkan hak dan kewajiban bagi penjual dan pembeli,

3) mencantumkan semua konsekuensi yang menimbulkan persengketaan,

4) mencantumkan cara penyelesaian yang baik apabila terjual

persengketaan,

5) menyertakan materai secukupnya sesuai ketentuan,

6) mencantumkan saksi secukupnya (sebaiknya bukan keluarga dari pihak

yang berjanji).

Bab III

~ Peristiwa

63

Berikut ini merupakan contoh surat perjanjian jual-beli rumah (fiktif).

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Nama

:

Adi Setiawan

Tempat, Tgl Lahir :

Surakarta, 20 Mei l965

Pekerjaan

:

Wiraswasta

Alamat

:

Jalan Slamet Riyadi 137 Surakarta

yang selanjutnya disebut

Pihak I (sebagai penjual)

II. Nama

:

Ir. Mathias Mahendra

Tempat, Tgl Lahir :

Surakarta, 27 April 1963

Pekerjaan

:

Dosen

Alamat

:

Sumber Nayu RT 01/RW XII Kadipiro, Surakarta

yang selanjutnya disebut

Pihak II (sebagai pembeli)

Kedua belah pihak sepakat mengadakan perjanjian jual-beli tanah beserta

bangunannya yang bersifat mengikat dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1

Pihak I bersedia menjual tanah beserta bangunannya disertai surat

kelengkapannya kepada pihak II dengan harga Rp200.000.000,00. Ada

pun tanah yang dimaksudkan adalah tanah seluas 200 meter persegi yang

terletak di Jalan Slamet Riyadi 137 Surakarta.

Pasal 2

Pada hari Senin, 10 Januari 2005 pihak I menyerahkan tanah beserta

surat kelengkapannya kepada pihak II dan sebagai pembayarannya pihak

II menyerahkan uang Rp200.000.000,00 kepada pihak I.

Pasal 3

Apabila di kemudian hari terjadi sengketa hukum mengenai surat

perjanjian ini, kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikan secara

kekeluargaan. Apabila dengan cara ini tidak dapat terselesaikan, kedua

belah pihak akan menyelesaikan dengan jalur hukum. Adapun tempat

penyelesaian yang dipilih adalah Pengadilan Negeri Surakarta.

Pasal 4

Surat perjanjian ini dibuat rangkap dua: satu untuk pihak I dan satu untuk

pihak II.

Surakarta, 10 Januari 2005

Pihak I

Pihak II

Ttd

Ttd

Adi Setiawan

Ir. Mathias Mahendra

Saksi:

1. Andang Prihanto

2. Koko Prajoko

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

64

3. H. Herdwiyanto

Sebenarnya, format penulisan surat perjanjian jual-beli belum dibakukan

sehingga dalam praktik penulisan muncul berbagai bentuk. Format pada contoh

di atas merupakan contoh format yang lazim digunakan.

Surat perjanjian yang dibuat tanpa notaris ditulis di atas kertas segel.

Surat ini tidak bernomor dan tidak didaftar di pemerintah. Hal ini berarti,

surat tersebut dibuat di bawah tangan (tidak resmi). Bila surat perjanjian

tersebut dibuat oleh notaris ditulis di kertas khusus notariat, bernomor,

bermaterai. Hal ini berarti surat tersebut sudah didokumentasikan (tercatat

di pemerintah).Dalam kehidupan sehari-hari, surat perjanjian yang sering

Anda temukan antara lain:

1)

Perjanjian jual-beli.

Contoh: jual-beli motor, tanah, rumah dsb.

2)

Perjanjian sewa-menyewa.

Contoh: menyewa rumah, menyewa mobil.

3)

Perjanjian pinjam-meminjam/utang-piutang.

Contoh: uang.

b. Surat Kuasa

Dalam menjalankan tugas, sering seseorang tidak dapat melakukannya

sendiri. Hal tersebut dapat disebabkan berbagai hal misalnya, sakit, harus

pergi, bersamaan dengan tugas yang lain, malu, atau ada perasaan takut.

Dengan berbagai alasan itu, seseorang dapat melimpahkan kewenangannya

kepada orang lain dengan cara memberikan surat kuasa kepada orang yang

diberi kewenangan tersebut.

Ciri-ciri surat kuasa antara lain:

1) dapat dilimpahkan kepada orang lain,

2) dapat bertindak atas nama pribadi dan instansi,

3) ditulis diatas kertas bersegel/materai.

Untuk mendapatkan kepercayaan atas surat kuasa yang dibuat itu,

sebaiknya dijelaskan secara rinci di dalam surat bahwa pemberi kuasa dan

pihak yang diberi kuasa mempunyai status yang jelas. Selain itu, harus

dijelaskan pula jenis kekuasaan yang diberikan sehingga pihak yang diberi

kuasa mengetahui hak , kewenangan, dan kewajibannya.

Surat kuasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: surat yang dibuat

oleh seseorang atas nama diri pribadi dan surat kuasa yang dibuat oleh

seseorang atas nama perkantoran, instansi, atau organisasi. Pada bagian ini

yang akan dikembangkan yaitu surat kuasa atas nama perkantoran.

Surat kuasa yaitu surat keterangan yang diberikan oleh seorang pribadi

atau pejabat kepada orang lain. Surat itu berisi tentang pemberian kuasa

kepada orang lain agar dapat melakukan sesuatu sesuai yang terdapat dalam

surat yang bersangkutan.

Bab III

~ Peristiwa

65

Untuk membuat surat kuasa yang baik, lakukan urutan-urutan sebagai berikut.

1)

Tentukan siapa yang menerima kuasa dan siapa yang memberikan kuasa.

2)

Catatlah apa yang akan dikuasakan.

3)

Catatlah hari, tanggal, bulan, dan tahun berlakunya surat kuasa itu.

Untuk mendapatkan kekuataan hukum yang kuat, sebaiknya surat

kuasa yang dibuat dibubuhi materai secukupnya pada waktu tertentu. Namun,

hal itu tidak perlu dilakukan apabila ditulis di atas kertas bersegel. Selanjutnya,

surat itu dianggap sah apabila ditandatangani oleh kedua pihak, yaitu: pihak

yang memberi kuasa dan pihak yang menerimanya.

Berikut ini merupakan salah satu bagan surat kuasa yang secara umum

digunakan untuk berbagai keperluan.

Keterangan:

1. Kop surat (bila ada),

2. Judul dan nomor surat,

3. Pihak yang memberi kuasa,

4. Data pribadi yang memberi kuasa,

5. Pihak yang menerima kuasa,

6. Data pribadi yang diberi kuasa,

7. Isi dan batasan-batasan kewenangan yang diberikan,

8. Tanggal pembuatan,

9. Pihak yang memberikan kuasa,

10. Pihak yang diberi kuasa atau kewenangan.

1

2

3

4

5

6

7

8

10

9

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

66

Dalam bagan di atas dapat diketahui bahwa hal-hal yang harus ditulis

dalam surat kuasa antara lain:

1) kop atau kepala surat (bila ada),

2) judul dan nomor surat,

3) pihak yang memberi kuasa beserta data pribadinya,

4) pihak yang diberi kuasa beserta data pribadinya,

5) isi dan batasan kewenangan yang diberikan,

6) tanggal pembuatan,

7) tanda tangan.

2. Menjelaskan Isi Surat

Isi surat merupakan pokok-pokok permasalahan yang diungkapkan dalam

sebuah surat. Sebagai contoh, surat niaga yang berupa surat pesanan barang.

Pembuatan surat niaga yang baik harus mencantumkan hal-hal berikut ini.

a. nama barang yang dipesan,

b. kualitas barang yang dipesan,

c. jumlah barang yang dipesan,

d. harga satuan barang yang dipesan,

e. cara pembayaran,

f. biaya pengiriman.

Selain hal yang sudah disebutkan, mungkin masih ada yang perlu

diungkapkan. Hal-hal tersebut sebaiknya diungkapkan secara tegas agar tidak

terjadi persengketaan di kemudian hari.

Apabila berupa surat perjanjian, misalnya jual-beli sepeda motor, maka isi

surat yang dapat Anda jelaskan adalah bagaimana sistem pengansurannya, di

mana tempat mengangsur, berapa angsurannya, tangan ke berapa, uang muka

berapa, apakah ada asuransinya, bagaimanan bila terlambat mengangsur. Hal-

hal tersebut merupakan isi dari surat perjanjian jual-beli yang telah disepakati

bersama. Dari kalimat-kalimat tanya tersebut, jawabannya dapat Anda uraikan

sehingga jelas maksudnya.

3. Memperbaiki Surat Tulisan Teman

Untuk memperbaiki surat niaga tulisan teman sebaiknya Anda menguasai

masalah ejaan dan tata bahasa Indonesia yang baku dan norma penulisan surat.

Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus kita kuasai

sebagai dasar untuk memperbaiki tulisan orang lain

Selain itu, hal-hal pokok dalam surat niaga harus tercantum dengan jelas.

Misalnya, surat pesanan yang tidak menyebutkan kualitas barang, jumlah pesanan,

dan tanggal pembayaran. Pesanan yang semacam ini mudah menimbulkan

persengketaan. Oleh sebab itu, harus diperbaiki. Identitas dan nama pihak-pihak

yang berkaitan juga harus ditulis sempurna. Kesalahan penulisan nama akan

berakibat fatal di kemudian hari.

Bab III

~ Peristiwa

67

Untuk melatih kemampuan, silakan Anda berlatih membuat surat perjanjian dengan

ketentuan sebagai berikut:

1.

Cermatilah contoh surat jual-beli yang sudah ada.

2.

Setelah itu, buatlah satu contoh surat jual-beli sepeda motor! (Ingat, data-

data yang diperlukan dapat Anda tentukan secara bebas!)

3.

Tukarkan pekerjaan yang sudah jadi dengan pekerjaan teman untuk saling

mengoreksi dan memperbaiki

4.

Untuk pengayaan diri, Anda dapat mencoba membuat surat dagang yang

lain, misalnya surat pesanan, surat pengiriman barang, atau surat penawaran.

Buatlah surat kuasa dengan kriteria sebagai berikut:

1.

Anda sebagai manajer sebuah perusahaan berlaku sebagai pemberi kuas.

2.

Andy, karyawan bawahan Anda berlaku sebagai penerima kuasa.

3.

Surat kuasa berisi tentang pemberian kewenangan untuk menyeleksi calo

karyawan sampai pada penerimaaannya.

4.

Waktu pemberian kuasa yaitu tanggal ... sampai dengan bulan ...

tahun ....

5.

Data lain yang diperlukan dapat Anda lengkapi dengan bebas.

Kumpulkan hasil pekerjaan Anda kepada guru!

Latihan

Tugas Mandiri

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

68

1.

Wawancara yaitu pembicaraan antara pewawancara dengan narasumber

untuk mendapatkan informasi yang lengkap.

2.

Sebelum berwawancara, Anda perlu mempersiapkan hal-hal berikut ini:

a.

pokok-pokok yang akan ditanyakan,

b.

penguasaan permasalahan yang akan Anda tanyakan,

c.

daftar pertanyaan untuk pedoman dalam berwawancara sehingga

tidak mengalami kehabisan bahan pembicaraan,

d.

perjanjian mengenai waktu, topik, atau hal lain yang kita butuhkan

sehingga hasil wawancara sesuai dengan apa yang kita harapkan.

3.

Langkah merangkum hasil wawancaara

a.

Kumpulkan seluruh hasil wawancara yang telah kita peroleh menarik.

b.

Carilah pokok-pokok informasi yang dapat dijadikan sumber informasi

yang singkat, padat, dan jelas.

c .

Gabungkan pokok-pokok informasi yang telah didapat menjadi sebuah

rangkuman

d.

Gunakan kalimat yang efektif, komunikatif, dan mudah dipahami.

4.

Berita atau sering diartikan kabar yaitu keterangan mengenai kejadian

atau peristiwa yang hangat.

5.

Dua hal yang menandai keberhasilan pembacaan berita yaitu:

a.

pendengar memahami isi berita,

b.

pendengar merasa puas/tertarik.

Oleh sebab itu, hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca berita adalah

bahasa yang digunakan dan sikap/cara pembaca dalam menyampaikan

berita tersebut.

6.

Cara membaca berita dengan baik yaitu:

a.

mengucapkan semua unsur berita secara wajar sesuai dengan fonem,

kata, frase, atau kalimat yang ada,

b.

mengucapkan berita dengan jeda yang jelas agar tidak menimbulkan

ambiguitas,

c.

membaca berita dengan intonasi yang tepat, baik keras lemahnya

suara maupun cepat lambatnya,

d. apabila membacakan berita di depan khalayak, sebaiknya

berkonsentrasi pada naskah dan sesekali menatap pada khalayak.

e.

apabila membacakan berita di depan layar televisi, sebaiknya

berkonsentrasi pada naskah dan sesekali mengarahkan tatapan pada

lensa kamera. Ini artinya kita memperhatikan pemirsa.

7.

Surat dagang atau sering disebut surat niaga yaitu surat yang digunakan

untuk keperluan berdagang. Surat itu dapat berupa surat perjanjian jual

beli, nota pembayaran, tagihan, pesanan, klaim, pengiriman, atau surat

dagang yang lain.

Rangkuman

Bab III

~ Peristiwa

69

8.

Ciri-ciri surat dagang antara lainsebagai berikut:

a.

selalu berkaitan dengan niaga/bisnis,

b.

menggunakan kata-kata yang sopan dan menarik,

c.

ditulis secara resmi,

d.

bersifat simpatik,

e.

apabila merupakan surat transaksi bernominal besar, biasanya

menggunakan materai.

9.

Langkah-langkah menulis surat perjanjian:

a.

menulis identitas pihak-pihak yang berjanji secara lengkap,

b.

menulis/cantumkan hak dan kewajiban bagi pihak-pihak yang berjanji,

c. mencantumkan semua konsekuensi yang menimbulkan

persengketaan,

e.

menyertakan materai secukupnya sesuai ketentuan,

d.

mencantumkan cara penyelesaian yang baik apabila terjual

persengketaan,

f.

mencantumkan saksi secukupnya (sebaiknya bukan keluarga dari

pihak yang berjanji).

Setelah mempelajari materi bab III, Anda mendapatkan banyak wawasan.

Beberapa hal yang sebaiknya Anda sikapi secara positif yaitu:

1.

Apabila Anda mendengarkan wawancara, sebaiknya Anda dapat mencatat

hal-hal yang menjadi isi wawancara tersebut. Setelah itu, Anda dapat

merangkumnya ke dalam pernyataan sesuai bahasa sendiri. Itulah yang

menunjukkan bahwa ia memehami pembicaraan wawancara.

2.

Anda dapat menyampaikan hasil wawancara tentang tanggapan narasumber

terhadap topik tertentu. Anda hendaknya menyampaikan pernyataan itu

dengan bahasa yang sederhana dan santun.

3.

Untuk dapat membacakan berita dengan baik, hendaknya Anda

memperhatikan intonasi, lafal maupun sikap membaca yang baik.

4.

Setelah Anda belajar menulis surat dagang, sebaiknya Anda mampu

membuat surat dagang yang berupa apa pun. Lebih daripada itu, hendaknya

kita mampu memilih kosakata dalam pembuatan surat tersebut sehingga

setiap orang yang menereima surat itu dapat tertarik untuk selalu

membangun relasi yang lebih intens.

Refleksi

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

70

Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan

Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dari soal-soal di bawah

ini kerjakan di buku latihan Anda!

1.

Cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat

disebut ....

a .

gosip

b.

karangan

c.

tema

d.

berita

e .

novel

2.

Berikut ini cara-cara membaca berita yang baik,

kecuali

....

a.

penggunaan lafal yang jelas

b.

menggunakan kalimat yang penuh kiasan

c.

intonasi yang baik

d.

ucapan yang jelas dan benar

e.

tatapan mata yang fokus

3.

Ciri-ciri bahasa jurnalistik adalah sebagai berikut,

kecuali

....

a .

singkat

b.

padat

c.

kalimatnya panjang

d.

sederhana

e.

lugas dan menarik

4.

Orang yang melakukan wawancara untuk mengumpulkan berita disebut ....

a.

budayawan

b.

bangsawan

c.

hartawan

d.

wartawan

e.

sastrawan

5.

Di bawah ini merupakan teknik-teknik wawancara yang baik,

kecuali

....

a.

menggunakan bahasa yang baik dan benar

b.

pertanyaan di luar konteks pembicaraan

c.

membuat daftar pertanyaan

d.

menggunakan instrumen atau alat pendukung

e.

menggunakan bahasa yang santun

Evaluasi

Bab III

~ Peristiwa

71

6.

Pilihan kata yang baik dalam penulisan surat perjanjian yaitu ....

a .

panjang

b.

harus terlihat akademis

c.

bergaya bahasa

d.

jelas dan tegas

e.

bersifat mengancam agar semua pihak takut

7.

Perhatikan penggalan surat niaga berikut ini!

Nomor : 25/kk/08-2/2005

Yth. Direktur Rumah Sakit Hidayatullah

Jalan Veteran 90

Sulawesi

Hal : Permintaan bantuan medis

Dengan hormat,

Dalam rangka peningkatan pelayanan UKS ....

Bagian yang tidak tepat dalam surat niaga di atas adalah ....

a.

pemakaian kata Yth.

b.

kata Lamp. tidak ada

c.

pemakaian ejaan tidak konsisten

d.

tanda koma di belakang kata hormat

e.

perihal surat terpisah dari nomor surat

8.

Berikut ini adalah surat yang termasuk surat niaga,

kecuali

....

a.

surat pribadi

b.

surat klaim

c.

surat kuasa

d.

surat perjanjian

e.

surat penawaran

9.

Pihak pertama menyewakan pada pihak kedua sebuah rumah berukuran 14 x 8

meter, lantai keramik di atas ukuran 20 x 10 meter dengan kelengkapan perabot

rumah tangga, yang terletak di Jalan Kamboja 4, Denpasar dengan sewa

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) setahun.

Isi perjanjian kontrak rumah (sewa-menyewa) dalam kutipan di atas

mengemukakan ....

a.

objek perjanjian

b.

hak-hak pihak pertama

c.

kewajiban pihak kedua

d.

identitas pihak pertama

e.

tanggung jawab penyewa

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA -IPS

72

10.

Atas perhatian Bapak, saya haturkan terima kasih.

Kalimat penutup surat seperti di atas tidak baik, kalimat yang baik adalah ....

a.

atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih

b.

atas bantuan Bapak, saya haturkan terima kasih

c.

atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih

d.

atas perhatian Bapak, saya haturkan beribu-ribu terima kasih

e.

saya haturkan terima kasih

11.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan surat niaga adalah sebagai

berikut,

kecuali

....

a.

menetapkan tujuan

b.

menetapkan isi surat

c.

menetapkan sistematika penulisan

d.

menetapkan daftar isi

e.

menghindari penggunaan bahasa yang belum jelas

12.

Nama dan jenis barang, merek atau kualitas barang, banyaknya barang yang

ditawarkan, harga barang, syarat-syarat penawaran dan pembayaran, merupakan

isi dari surat ....

a.

kuasa

b.

klaim

c.

penawaran

d.

perjanjian

e.

penagihan

13.

Hal-hal berikut merupakan unsur dalam surat perjanjian jual-beli,

kecuali

....

a.

ada petugas yang mengesahkan

b.

ada pihak penjual

c.

ada pihak pembeli

d.

ada pialang

e.

ada saksi-saksi

14.

Contoh penulisan alamat surat yang benar adalah ....

a.

Yth. Direktur PT Abdian

d. Kepada

Jln. Cendrawasih 22

Yth. Direktur PT Abdian

Padang

Jln. Cendrawasih 22 Padang

b.

Yth. Bapak Direktur PT Abdian

e. Yth : Direktur PT Abdian

Jln. Cendrawasih 22

Jln. Cendrawasih 22

Padang

Padang

c.

Kepada Yth. Direktur PT Abdian

Jln. Cendrawasih 22 Padang

15.

Penulisan judul surat perjanjian jual-beli yang paling tepat adalah ....

a.

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI NOMOR 212/EDO/III/2005.

b.

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI NOMOR 212/EDO/III/2005

c.

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI NOMER 212/EDO/III/2005

d.

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI NO. 212/EDO/III/2005

e.

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI 212/EDO/III/2005